Jakarta - Cendekiawan muslim, Dr. Adian Husaini, baru saja menerima tampuk kepemimpinan Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia (DDII). Adian ditunjuk oleh Dewan Pembina untuk menggantikan Mohammad Siddik sebagai ketua umum periode 2020-2025.
Jumat siang, 2 Oktober 2020, usai shalat Jumat, Adian mengundang pengurus Forum Jurnalis Muslim (Forjim) untuk berbincang tentang dakwah dan media. "Menggregetkan Jurnalistik Dakwah" topik pembicaraannya. Sekitar 15 orang hadir dalam pertemuan yang digelar di lantai delapan gedung Menara Dakwah, Jl Kramat Raya 45 Jakarta Pusat itu.
Forjim sendiri selama ini adalah salah satu wadah para jurnalis Muslim yang selalu mendukung pemberitaan kegiatan-kegiatan Dewan Da'wah, terutama kegiatan Laznas Dewan Da'wah.
Di awal pembicaraan, Adian bercerita bila dirinya sebenarnya tidak terpikir untuk aktif di Dewan Dakwah. Sepuluh tahun terakhir, kata dia, ia hanya duduk sebagai anggota Dewan Pembina.
Namun, beberapa waktu lalu, atas permintaan Ketua Pembina Profesor AM Saefuddin, agar dirinya menjadi ketua umum, akhirnya ia luluh juga. Amanah sebagai Ketua Umum Dewan Da'wah ia terima.
"Tapi saya ajukan syarat, saya mau jadi ketua umum asal semua pengurus siap menjadikan Dewan Da'wah sebagai lembaga dakwah terbaik," kata dia.
Tantangan dakwah makin hari disebutnya bukan semakin ringan. Mengutip pendapat pendiri Dewan Da'wah, _Allahyarham_ Mohammad Natsir, menurut Adian, tantangan dakwah eksternal hingga kini ada tiga macam, yakni pemurtadan, sekularisasi, nativisasi. Sementara dari tubuh umat Islam sendiri, salah satu tantangannya adalah penyakit _'hubud dunya'_ alias cinta dunia.
Dengan tantangan seperti ini, Ketua Program Doktor Pendidikan Islam Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor itu bertekad akan menjadikan Dewan Da'wah sebagai lembaga dakwah yang bisa memandu atau menjadi teladan dalam dakwah di negeri ini.
"Saya pikir saatnya Dewan Da'wah terbang, menjalankan fungsi-fungsi penting menebar dakwah. Bagaimana dakwah yang membangun, rahmat, hingga orang tertarik. Menyebarkan Islam yang tidak menakutkan tapi juga nggak _lebay._ Tegas tapi tidak menakutkan," kata dia.
Bicara tentang Dewan Da’wah, Direktur Attaqwa College Depok ini mengatakan, lembaga ini dalam sejarah pendiriannya sangatlah unik. Dewan Da'wah memiliki keterkaitan langsung dengan Masyumi.
"Lembaga ini alurnya dulu adalah organisasi yang mempersatukan seluruh komponen utama umat Islam, Masyumi," kata dia.
Karena awalnya merupakan organisasi pemersatu, maka hingga kini motto Dewan Da'wah adalah sebagai perekat ukhuwah.
"Dakwah kita sekarang ini ingin banyak merangkul, mendatangi. Jangan sampai kita sibuk melawan, tapi tidak membangun apapun," kata dia.
Terkait dakwah melalui media, mantan wartawan _Harian Berita Buana_ dan _Republika_ ini, bercita-cita Dewan Da'wah memiliki website atau media _online_ terbesar dan terkemuka. "Saya ingin ketika orang ingin mencari berita, di media kita ada," kata dia.
Ketua Umum Forjim, Dudy Sya'bani Takdir, mengapresiasi undangan silaturahim yang disampaikan Dewan Da'wah. Dudi mengatakan, lembaga yang dipimpinnya memiliki misi untuk menjalin hubungan dengan berbagai pihak termasuk organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam dan lembaga dakwah.
Forjim, kata Dudy, juga siap mendukung program-program yang akan dijalankan oleh pengurus Dewan Da'wah di bawah kepemimpinan Adian Husaini. Termasuk rencana pembuatan webiste dakwah terbesar.
"Kami juga menyampaikan terima kasih, karena selama ini Forjim dapat bekerja sama dengan Laznas Dewan Da'wah," kata Dudy. []
EmoticonEmoticon