Bogor - Kementerian Agama terus berusaha membentengi masyarakat dari paham agama yang menyimpang. Pasalnya, paham keagamaan yang terindikasi menyimpang ini kerap bermunculan di masyarakat.
"Banyak paham keagamaan yang berkembang di masyarakat. Kami memberikan pemahaman, advokasi dan pembinaan berkaitan dengan maraknya perkembangan paham keagamaan yang terindikasi menyimpang." kata Direktur Urusam Agama Islam dan Pembinaan Syariat Kementerian Agama Republik Indonesia, Moh. Agus Salim dalam Dialog Isu Kebimasislaman dengan Praktisi Media di Olympic Bigland Hotel Sentul, Bogor, Selasa (22/9/20) siang.
Kemunculan paham keagamaan yang menyimpang dari ajaran Islam, tambah Agus, selalu menyedot perhatian publik. Paham keagamaan yang menyimpang misalnya berupa munculnya oknum yang mengaku sebagai nabi atau malaikat.
Selain banyaknya pengikut, ramainya respons di masyarakat saat munculnya paham keagamaan juga dipicu oleh adanya pengikut dari kelompok masyarakat yang dikenal terdidik.
"Tiap muncul nabi atau malaikat palsu ternyata pengikutnya banyak, termasuk para cendekiawan, mantan anggota DPR, tokoh yang bukan sembarang orang." tambah Agus.
Agus mencontohkan munculnya Lia Eden yang mengaku sebagai malaikat Jibril yang bertugas membawa wahyu. Contoh lain yang dipaparkan Agus adalah isu kiamat lokal yang sempat ramai di sebuah daerah di Ponorogo, Jawa Timur.
"Ternyata pengikutnya banyak. Ada yang menjual mobil, rumah, sawah. Semuanya dijual untuk ikut aliran keagamaan menyimpang." tambah Mantan Kakanwil Banten ini.
Agus juga menyoroti aliran Gafatar di Kalimantan Barat. Bahkan, aku Agus, Gafatar diikuti oleh banyak orang dari daerah yang jauh dari Kalimantan Barat.
"Saya kaget ketika menjadi Kakanwil Banten. Ternyata banyak orang Banten yang ikut Gafatar. Orang Bintaro, Pondok Aren. Dia memiliki bengkel mobil. Bengkel mobil dan rumahnya dijual semua untuk ikut Gafatar di Kalbar." imbuh Agus.
Guna membentengi masyarakat Muslim dari pengaruh paham keagamaan yang menyimpang, Kemenag senantiasa melakukan pembinaan dengan turun langsung ke masyarakat.
"Kami selalu turun ke masyarakat untuk memberikan pembinaan-pembinaan." pungkas Agus. []
EmoticonEmoticon