Saya bersaksi, Mas Didik Prasetyo a.k.a. Didi Kempot orang baik. Almarhum ramah kepada siapa saja, selalu berbahasa Jawa krama inggil kepada orang yang belum dikenalnya.
Saya sangat terkejut kehilangan beliau. dari pagi, dua nomerku kebanjiran telepon, tapi tidak kuangkat. baru setelah saya lihat sendiri wajah Mas Didi di kamar jenazah, baru percaya beliau sudah mendahului kita semua.
Satu permintaanku kepada Mas Didi agar ke RBI menengok dan bersaksi kerjaan teman-teman mengemas ribuan paket sembako hasil donasi Konser Amal Dari Rumah #SobatAmbyarPeduli, tapi belum kesampaian.
Baru kutahu beberapa hari lalu, ternyata Mas Didi ingin datang ke #RBI, kapan-kapan, tanpa ada wartawan. Dia tidak mau diliput media terkait penyaluran donasi. Itu cerita dari Mas Ige, videographer pribadi sekaligus orang yang hampir setiap hari menemani Mas Didi.
***
Yang mengagetkan, Mas Didi tidak mengeluh sakit apapun. Sejak kemarin siang di Solo, malah menungguin Mas Ige ngedit videoklip sampai sekitar jam 21an. hingga tadi pagi, dapat kabar Mas Didi dilarikan ke RS Kasih Ibu, dan dan dinyatakan wafat sebelum sampai UGD.
Buat yang masih meragukan siapa Mas Didi, beliau seorang muslim yang dermawan. Dia juga membangun masjid di Ngawi, sebagai hadiah kepada istrinya yang selalu dia banggakan sebagai ahli wirid dan seneng pengajian.
“Kalau bukan karena banyak wiridan Mbak Putri (istrinya), mungkin saya tidak sekuat sekarang, Mas. Alhamduillah selalu diparingi sehat dan kuat oleh Gusti Allah,” kata Mas Didi dalam berbagai kesempatan, kepada saya. [Blontak Poer]
Advertisement
EmoticonEmoticon