Jakarta – Pemerintah diminta untuk tidak berhenti pada penunjukan dr. Achmad Yurianto sebagai Jurubicara Penanganan COVID-19. Lebih dari itu, pemerintah harus membuat Komite Nasional Tanggap dan Cegah Wabah Corona untuk menghadapi penyebaran COVID-19 di Indonesia.
“Komite ini lintas sektoral. Tugasnya, tidak hanya menghasilkan sesuatu untuk Indonesia saja, tetapi juga untuk yang lain,” kata Founder & Chairman Junior Doctors Network (JDN) Indonesia dr Andi Khomeini Takdir dalam Diskusi Media “Jangan Panik, Kita Bisa Atasi Corona” yang digelar Forum Jurnalis Muslim (Forjim) bersama LPPDI Thoriquna dan Wahana Muda Indonesia (WMI) di Jakarta, Sabtu, 7 Maret 2020.
Menurut Andi, bukan tidak mungkin para ahli di Indonesia dapat menemukan vaksin untuk virus Corona. Sebab potensi Indonesia untuk pembuatan vaksin dan obat-obatan untuk virus Corona sangatlah besar.
“Nanti kita bisa jual, apa salahnya? Ini adalah kompetisi di antara 93 negara yang saat ini terkena penyebaran virus Corona,” kata Andi.
Terkait telah diumumkannya pasien COVID-19 di Indonesia oleh pemerintah, Andi mengimbau agar masyarakat tidak terlalu panik. Masyarakat, kata dia, hanya perlu melakukan antisipasi.
“Tidak perlu merespon wabah dengan kepanikan. Tak ada yang perlu cemas, takut, _panic buying,_ tapi harus melakukan antisipasi,” kata dia.
Menurut dokter medis ini, jika seseorang panik, maka daya tahan tubuh akan turun. Sehingga akan lebih mudah terserang berbagai virus yang ada. Sebab di sekitar manusia ini banyak sekali virus yang beredar. “Karena itu jangan terlalu panik, tetapi juga jangan meremehkan. Pertengahan saja,” kata dia.
Karena itu, menurut dokter asal Sulawesi Selatan ini, merebaknya COVID-19 saat ini menjadi era baru dan momentum untuk membangun gaya hidup sehat. Kebiasaan yang tidak sehat sudah waktunya direvisi bersama-sama. Masyarakat harus menggalakkan olahraga dan makan makanan yang sehat. “Jangan sentuh binatang liar, apalagi sampai dimakan,” kata Andi.
Selain itu juga menjadi momentum untuk mengedukasi masyarakat tentang kesehatan. Agar masyarakat melakukan tindakan-tindakan preventif.
Andi merasa yakin, penyebaran COVID-19 ini akan segera melemah dengan datangnya pergantian musim. Saat musim panas datang, kata Andi, virus Corona akan mudah mati. Sebab, virus Corona ini bisa mati hanya dengan terpapar sinar matahari selama tujuh menit saja.
Menurut dia, pada Maret ini pergerakan penyebaran COVID-19 akan melambat. Sebab di belahan utara bumi, musim semi akan dimulai. Syaratnya, tak ada yang jahil, tak ada yang usil. Maksudnya, tak ada pihak-pihak tertentu yang sengaja menyebarkan virus tersebut dengan niat jahat.
“Tapi kita harus waspadai siklusnya. Setelah wabah ini, COVID-19 akan punya siklus sendiri. November nanti, saat bumi menjauh dari matahari, mereka siap bangkit lagi,” kata Andi. []
Advertisement
EmoticonEmoticon