Jakarta – Anggota Komisi IX DPR Netty Prasetiyani menilai ada keterlambatan manajemen edukasi dan komunikasi dari pemerintah dalam menangani masuknya virus Corona (COVID-19) di Indonesia.
Hal ini mengakibatkan kepanikan di kalangan masyarakat sehingga mereka melakukan aksi _panic buying_ baik kebutuhan pokok maupun masker dan _sanitizer,_ sesaat setelah Presiden Jokowi mengumumkan dua orang WNI yang terkena virus Corona.
“Mestinya pemerintah belajar dari adanya demo masyarakat Natuna yang menolak wilayah mereka dijadikan tempat karantina 238 WNI dari Wuhan. Itu karena tidak ada pemberitahuan terlebih dahulu,” kata Netty dalam Diskusi Media “Jangan Panik, Kita Bisa Atasi Corona” yang digelar Forum Jurnalis Muslim (Forjim) bersama LPPDI Thoriquna dan Wahana Muda Indonesia (WMI) di Jakarta, Sabtu siang 7 Maret 2020.
Kepanikan itu, kata Netty, diperparah dengan rendahnya literasi masyarakat di era digital ini yang sulit membedakan antara fakta dengan berita bohong alias hoaks.
“Sementara pemerintah, kalau menurut netizen sekarang, terlalu _santuy._ Masyarakat mencari informasi sendiri,” kata Anggota Fraksi PKS di DPR itu.
Sebagai contoh kecil, kata Netty, di kalangan Anggota DPR saja, masih terjadi kebingungan dalam membedakan kegunaan dan fungsi masker.
Karena itu ia menyarankan agar pemerintah menggunakan media yang dimiliki, seperti TVRI, untuk mengeluarkan pengumuman terkait COVID-19 secara teratur. _“The Media’s the most powerful entity on earth,”_ kata Netty sembari mengutip pernyataan Malcolm X.
Walaupun terlambat, Netty mengapresiasi akhirnya pemerintah menunjuk seorang jurubicara penanganan COVID-19, yakni Achmad Yurianto, yang dia nilai mampu menyampaikan secara baik informasi tentang COVID-19. Yuri adalah Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan. _“Better late than never,”_ kata dia.
Selain menyoroti masalah komunikasi pemerintah, istri mantan Gubernur Jawa Barat dua periode, Ahmad Heryawan, itu juga mendorong agar penanganan virus Corona ini dilakukan kerja sama lintas sektoral. Ia mengakui, saran ini mudah untuk diucapkan tetapi sangat sulit untuk diimplementasikan.
“Kita kasih kesempatan pemerintah untuk bekerja. Karena kita sudah nggak kurang-kurang bertanya, mendesak dan lainnya. Sekarang kami masih reses, nanti kalau sudah selesai kami berkantor lagi kita akan evaluasi,” kata anggota DPR dari Dapil Jabar VIII yang meliputi Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Indramayu ini.
Terlepas dari kekurangan pemerintah dalam menangani penyebaran COVID-19 ini, Netty berpesan kepada masyarakat agar tidak melakukan _rush_ dan _pannic buying_ kebutuhan pokok maupun masker.
Ia berharap agar masuknya Virus Corona ke Indonesia ini menjadikan momentum untuk memperbaiki gaya hidup bersih dan sehat serta menjaga daya tahan tubuh. “Insyaallah Corona bisa kita lawan bersama-sama,” pungkasnya. []
Advertisement
EmoticonEmoticon