Jumat, 20 Jumadil Akhir 1441/14 Februari 2020
Oleh: Ahmad Musyafa', Lc.
(Direktur International Aqsa Institute)
Khutbah Pertama
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ حَبَّبَ إِلَيْنَا اْلإِيْمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوْبِنَا. وَكَرَّهَ إِلَيْنَا اْلكُفْرَ وَاْلفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ. وَجَعَلَنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنَ. فَضْلًا مِنْهُ وَنِعْمَةً، سُبْحَانَكَ رَبِّي سَبْحَانَكَ، لَا علَمَ لَنَا إِلاَّ مَا عَلَّمْتَنَا إِنَكَ أَنْتَ اْلعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ، وَلاَ فَهْمَ لَنَا إِلاَّ مَا فَهَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْجَوَّادُ اْلكَرِيْمُ.
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَالْمَلَكُوْتُ، وَلَهُ الْعِزَّةُ وَالْجَبَرُوْتُ، وَهُوَ اْلحَيُّ الَّذِيْ لَا يَمُوْتُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا وَمُعَلِّمَنَا وَقَائِدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ. صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَمَلَائِكَتُهُ، إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِي، يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. فَأُصَلِّي وَأُسَلِّمُ عَلَى هَذَا النَّبِيِّ اْلَكرِيْمِ، وَعَلَى آلِهِ وَأْصْحَابِهِ وَمَنْ نَهَجَ نَهْجَهُ وَاسْتَنَّ بِسُنَّتِهِ وَاقْتَفَى أَثَرَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ...
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ...! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَقَدْ فَازَ اْلمُتَّقُوْنَ. وَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي مُحْكَمِ كِتَابِهِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بسم الله الرحمن الرحيم، يَا أَيُّهَا اَّلذِيْنَ آمَنوْا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah…!
Melalui mimbar ini, khatib berwasiat kepada diri pribadi dan umumnya para jamaah sekalian, untuk sama-sama meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Menjalankan segala apa yang diperintahkan Allah, dan menjauhi segala yang dilarang oleh Allah Subhanahu wa ta’ala. Karena takwalah sebaik-baik bekal kita, manakala kita menghadap Allah subhanahu wa ta’ala. Allah berfirman dalam Al-Quran:
وتزودوا فإن خير الزاد التقوى واتقون يا أولي الألباب (البقرة: 197)
“Berbekallah! Sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa, dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang berakal!” (QS. Al-Baqarah: 197)
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah…!
Hari ini kita berada pada tanggal 20 Jumadil Akhir 1441 H. Sepuluh hari lagi kita akan memasuki bulan Rajab. Bulan yang mengingatkan kita akan peristiwa agung dalam sejarah kehidupan panutan kita, taladan kita, baginda Nabi Muhammad _Shallallahu ‘alaihi wasallam,_ yaitu peristiwa Isra’ dan Mi’raj. Dalam peristiwa ini, kita sudah hafal betul sejarah ini, kita mendapatkan hadiah istimewa dari Allah _subhanahu wa ta’ala_ melalui peristiwa Isra’ Mi’raj ini, yaitu syariat shalat lima waktu, yang kita lakukan setiap hari.
Tapi kenapa Isra’ dan Mi’raj harus ke Masjid Al-Aqsha di Palestina? Kenapa tidak ke Masjid Nabawi di Madinah yang akan menjadi pusat dakwah Nabi Muhammad _Shallallahu ‘alaihi wasallam?_ Atau tidak ada sulitnya bagi Allah untuk mengangkat Nabi Muhammad _shallallahu ‘alaihi wasallam,_ dari Masjidil Haram langsung ke Sidrotul Muntaha, untuk menerima perintah shalat. Kenapa harus singgah dulu di Masjid Al-Aqsha di Palestina?
Di sini Allah menunjukkan kepada kita, bahwa dua masjid suci ini tidak boleh dipisahkan dari kaum Muslimin. Dua tempat suci yang dibangun bersamaan dengan awal kehidupan manusia di dunia ini. Dua rumah Allah yang sejak awal kehidupan ini menjadi tempat menyembah Allah dari atas bumi ini. Dua Masjid suci ini dibangun sejak masa Nabi Adam _‘alaihissalam,_ atas perintah dari Allah _subhanahu wa ta’ala._ Pertama Masjidil Haram, 40 tahun berikutnya dibangun Masjid Al-Aqsha. Rasulullah _Shallallahu ‘alaihi wasallam_ ditanya oleh sahabat Abu Dzar _radliyallahu ‘anhu:_
عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قُلْتُ:يَا رَسُوْلَ الله، أَيُّ مَسْجِدٍ وُضِعَ فِيْ الأَرْضِ أَوَّلَ؟ قَالَ: "المَسْجِدُ الَحرَامَ"، قَالَ: قُلْتُ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: "المَسْجِدُ الأَقْصَى". قُلْتُ: كَمْ كَانَ بَيْنَهُمَا؟ قَالَ: ((أَرْبَعُونَ سَنَةً، ثُمَّ أَيْنَمَا أَدْرَكَتْكَ الصَّلاَةُ بَعْدُ فَصَلِّهِ، فَإِنَّ الفَضْلَ فِيْهِ)). (متفق عليه)
_“Dari Abu Dzar r.a. berkata, saya bertanya, wahai Rasulullah, Masjid apa yang pertama kali dibangun di atas bumi? Beliau menjawab, “Masjid Al-Haram,” saya bertanya lagi, setelah itu masjid apa lagi?
Beliau menjawab, “Masjid Al-Aqsha”. Saya bertanya lagi, berapa jarak (pembangunan) antara keduanya? Beliau menjawab, “Empat puluh tahun, kemudian setelah itu dimanapun kamu bertemu dengan waktu shalat maka shalatlah di situ, sesungguhnya keutamaan ada padanya).”_ (Muttafaq alaihi)
Kaum Muslimin rahimakumullah…!
Melalui peristiwa Isra’ dan Mi’raj, Allah memperlihatkan kepada kita betapa agung kedudukan dan keistimewaan Masjid Al-Aqsha bagi kaum Muslimin. Bukan sembarang masjid. Bukan sembarang tempat suci. Di tempat ini pertama kali dilakukan shalat berjamaah. Shalat jamaah terindah dan terbaik sepanjang sejarah kehidupan manusia, dimana Rasulullah _shalallahu ‘alaihi wasallam_ sebagai imamnya, dan seluruh nabi dan rasul sebagai makmumnya. Sehingga Rasulullah _shallallahu ‘alaihi wasallam_ mendapatkan gelar _“Imamul Anbiya` wal Mursalin”_ (imamnya para nabi dan rasul).
Peristiwa ini juga membuktikan, bahwa tempat ini menjadi panggung pelantikan Rasulullah _Shallallahu ‘alaihi wasallam_ dinobatkan sebagai pemimpin dunia. Menggantikan kepemimpinan nabi-nabi sebelumnya; ada Nabi Ibrahim, Nabi Dawud, Nabi Sulaiman, dan nabi-nabi yang lain. Tanggung jawab penjagaan Masjid Al-Aqsha diserahkan kepada Nabi Muhammad _shallallahu ‘alaihi wasallam, khaatamun nabiyyin._
Di tempat ini Rasulullah _Shallallahu ‘alaihi wasallam_ begitu dimuliakan Allah, ditempatkan dalam maqam yang sangat istimewa oleh Allah _subhanahu wa ta’ala._ Sehingga Rasulullah _shallallahu ‘alaihi wasallam_ selalu mengingat peristiwa agung ini. Setiap malam Rasulullah _shallallahu ‘alaihi wasallam_ tidak tidur, sebelum membaca surat Al-Isra’. Mengingat betapa besar kasih sayang Allah kepada Nabi Muhammad, betapa Rasulullah sangat dimuliakan Allah di hadapan para nabi dan rasul sebelumnya. Istri beliau, Sayyidah ‘Aisyah _radliyallahu ‘anha_ menceritakan:
عن عائشة رضي الله عنها قالت: "كان النَّبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسَلَّمَ لا يَنامُ حتى يَقْرَأَ بَنِي إِسرائِيلَ" (رواه الترمذي)
_Dari Aisyah radliyallahu ‘anha, “Nabi Muhammad shallallau ‘alaihi wasallam tidak tidur malam sebelum membaca surat Al-Isra`”_ (HR. Tirmidzi)
Masjid Al-Aqsha begitu sangat dirindukan oleh baginda Nabi Muhammad _shallalahu ‘alaihi wasallam_. Beliau juga sangat sering menjelaskan tentang kemuliaan Baitul Maqdis kepada para sahabat. Tidak heran jika para sahabat berlomba-lomba untuk mendapat kemuliaan melalui Masjid Al-Aqsha. Ada yang meminta fatwa tentang Baitul Maqdis, ada yang bertanya lebih mendalam tentang Masjid Al-Aqsha. Bahkan salah seorang shahabiyyat bernadzar, jika sembuh dari sakitnya akan pergi ke Masjid Al-Aqsha untuk shalat di sana.
Seperti inilah Rasulullah dan juga para sahabat memposisikan Masjid Al-Aqsha. Kalau kita mengaku umat Nabi Muhammad _shallallahu ‘alaihi wasallam_, maka kita wajib melanjutkan amanah suci ini untuk menjaga Masjid Al-Aqsha. Kalau kita mengaku cinta kepada Nabi Muhammad _shallallahu ‘alaihi wasallam,_ maka kita wajib mencintai apa yang dicintai oleh beliau.
Wahai umat Nabi Muhammad yang dimuliakan Allah…!
Apa yang terjadi terhadap Masjid Al-Aqsha hari ini? Sejak Israel menjajah Palestina dan mengambil alih kota Al-Quds (Yerussalem) tahun 1967, mulai saat itulah Baitul Maqdis dirundung kepiluan tiada henti hingga hari ini. Secara bertahap Masjid Al-Aqsha dirampas oleh penjajah Zionis Israel. Tembok Burok dirampas dan diganti namanya menjadi Tembok Ratapan. Tahun 1969 Masjid Al-Aqsha dibakar sehingga mengalami kerusakan parah. Penggalian terowongan di bawah Masjid Al-Aqsha terus berjalan. Pembangunan kuil-kuil Yahudi di sekeliling Al-Aqsha sudah lebih dari 100 jumlahnya. Berbagai undang-undang dikeluarkan oleh pemerintah Israel untuk mengambil alih Al-Aqsha; UU pembagian Al-Aqsha, UU pembatasan usia yang boleh masuk Al-Aqsha, UU pelarangan adzan, dan UU yang lain.
Dalam tiga tahun terakhir. Kebrutalan Israel yang didukung penuh oleh Presiden Amerika Serikat semakin menjadi. Januari 2017, Donald Trump menyatakan bahwa Al-Quds (Yerussalem) milik Israel dan menjadi ibukota Israel. Trump juga akan memindahkan kedutaan AS ke kota Al-Quds. Dunia dibuat gempar melakukan penolakan dan kecaman terhadap kejahatan Trump ini.
Di tahun ini, tepatnya tanggal 28 Januari 2020, Trump mengumumkan tawarannya yang merusak tatanan perdamaian dunia. Trump menyulut api permusuhan. Berbagai Negara dunia menyuarakan penolakan atas kebrutalan Donald Trump ini. Tawaran yang dikampanyekan ini bernama _“Deal of the Century”_, dalam Bahasa Arab disebut صفقة القرن _(shofqotul qorn),_ biasa diterjemahkan “Kesepakatan Abad Ini.”
Diantara poin krusial dari _Deal of the Century_ yang sangat berbahaya adalah, bahwa Kota Al-Quds yang di dalamnya terdapat Masjid Al-Aqsha, sepenuhnya di bawah kekuasaan Israel. Setiap Muslim yang akan masuk ke dalam Masjid Al-Aqsha harus mendapatkan restu dari Isrel. Kota Al-Quds akan dijadikan sebagai ibukota Israel. Sedangkan Ibukota Palestina dipindahkan ke daerah lain bernama Abu Dis. Di sinilah Israel akan merealisasikan impiannya, mengganti Masjid Al-Aqsha dengan kuil palsu yang mereka sebut dengan Solomon Temple.
Jamaah Jumat rahimakumullah…!
Pantaskah kita diam melihat kezaliman yang jelas di depan mata? Pantaskah kita membiarkan saudara kita yang setiap hari menjaga Masjid Al-Aqsha? Mereka mewakili semua umat Nabi Muhammad di seluruh dunia. Mereka memberikan seluruh yang mereka miliki; hartanya, jiwanya, darahnya, bahkan nyawanya diberikan cuma-cuma, demi menebus kesucian dan kemulian Masjid Al-Aqsha, tempat Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad _Shallallahu ‘alaihi wasallam._
Hari ini, sebagian saudara kita sedang menunaikan kewajibannya sebagai umat Nabi Muhammad, melakukan aksi damai di depan Kedutaan Amerika Serikat di Jakarta, menyampaikan pesan penolakan terhadap _Deal of the Century_ Trump. Sebagai wujud tanggung jawab dan kewajiban membela Al-Aqsha dan para penjaga Al-Aqsha di Palestina. Kita doakan semoga Allah memberkahi apa yang diusahakan dan semua tujuan dimudahkan Allah.
Dalam kesempatan ini juga kami menghimbau, Peringatan-peringatan Isra’ Mi’raj di berbagai tempat mulai tahun ini, kami himbau dilakukan secara massif dengan fokus pada penyadaran umat tentang kemuliaan Masjid Al-Aqsha dan kewajiban membelanya. Ikut terlibat dalam berbagai kegiatan untuk pembebasan Al-Aqsha dan Baitul Maqdis.
Al-Aqsha dalam sepanjang sejarah, menjadi pemersatu umat Islam. Untuk mengembalikan Masjid Al-Aqsha ke pangkuan umat Islam, tidak akan pernah tercapai selama kita, umat Islam tidak bersatu. Selama kesatuan shaf barisan kita belum tersambung, maka pembebasan Al-Aqsha dari penjajah masih jauh. Hilangkan dengki, hilangkan dendam, mari bersatu bersama membela agama Allah, melalui pembelaan terhadap Masjid Al-Aqsha yang diberkahi. Langkah awal yang dilakukan oleh Sholahuddin Al-Ayyubi dalam mengembalikan Masjid Al-Aqsha adalah, menyatukan seluruh umat Islam yang sebelumnya terpecah belah. Semoga Allah pilih kita sebagai bagian dari hamba-Nya yang ikut serta mengambil bagian dalam membela dan mempertahankan kiblat pertama umat Islam, Masjid Al-Aqsha.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ،
Khutbah Kedua
إِنَّ اْلحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَسْتَهْدِيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ،
اَشْهَدُ اَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرْيْكَ لَهُ، وَاَشْهَدُ اَنَّ محمداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِناَ محمد، وَعَلىَ آلِ سَيِّدِنَا محمد، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْم، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا محمدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ محمد، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْم، فِي اْلعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي اْلقُرْآنِ اْلكَرِيْمِ اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بسم الله الرحمن الرحيم، ياَ أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ، وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ خَبِيْرٌ بِمَا تَعْمَلُوْنَ.
وَيَا مَعَاشِرَ الْمُسِلِمِيْنَ، ادْعُوا اللهَ تَعَالَى وَأَنْتُمْ مُوْقِنُوْنَ بِالْإِجَابَة، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسِلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، اللَّهُمَّ أَعِزَّنَا بِاْلإِسْلَامِ وَأَعِزَّ الْإِسْلَامَ بِنَا، اللَّهُمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ. اللَّهُمَّ ارْفَعْ عَنَّا الْغَلاَءَ وْاْلوَبَاءَ وَالشَدَائِدَ وَالْمِحَنَ وَاْلِفَتَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذِهِ اِنْدُوْنِيْسِيَا وَمِنْ سَائِرِ بِلاَدِ الْمُسِلِمِيْنَ عَامَّةً، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْن. ِ
اللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا اْلمُسْتَضْعَفِيْنَ الْمُحَاصَرِيْنَ فِي غَزَّة، وَالْمُرَابِطِيْنَ وَاْلمُرَابِطَاتِ فِي بَيْتِ اْلمَقْدِسِ، رُحْمَاكَ بِهِمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اللَّهُمَّ عَلَيْكَ بِالْيَهُوْدِ الْمُعْتَدِيْنَ وَمَنْ عَاوَنَهُمْ، اللَّهُمَّ شَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَمَزِّقْ جَمْعَهُمْ، وَزَلْزِلْ أَقْدَامَهُمْ وَأَلْقِ فِي قُلُوْبِهِمُ الرُّعْبَ، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ باِلْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي اْلقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلَبغَيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، اذْكُرُوا اللهَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.
Advertisement
EmoticonEmoticon