Tentang Predator Reynhard
Oleh: Ustadz Rahmat Idris
Semua tentunya boleh membahas predator dari sudut pandang keahlian masing-masing. Psikologi, Biologi, Sosiologi, Parenting, bahkan sampai mengaitkan dengan dukungan politik.
Cuma apakah kita telah membuka kitab Al-Qur'an dan merenungi betapa fenomena ini sudah terang benderang dijelaskan dalam Al-Qur'an?
Cukuplah kejadian predator ini menjadi pembuktian bahwa Al-Qur'an adalah wahyu Allah Ta'ala yang seharusnya kita ikuti.
Fenomena Ryenhard adalah fenomena yang sama seperti yang Allah Ta'ala jelaskan dalam Al-Qur'an. Bandingkanlah:
1. Bila pelaku sodom berkumpul di satu kota dan dominan mereka akan cenderung bertindak melakukan apapun demi memenuhi birahinya. Kaum sodom begitu berani memperlihatkan keinginannya memperkosa malaikat yang menyerupai lelaki tampan yang merupakan tamu Nabi Luth karena jumlah mereka banyak.
Ryenhard hanya seorang predator kemayu pemalu dan dia sendiri! Bayangkan bila dia bersepakat untuk berkumpul dan melakukan kejahatan seperti kumpulan kaum Luth yang gagah perkasa? Keberadaan lelaki akan terancam!
2. Kaum Sodom tidak merasa bersalah saat ingin memenuhi hasrat mereka memperkosa lelaki tampan. Ryenhard juga tidak merasa bersalah setelah memperkosa hampir 200 lelaki. Malah kejahatan luar biasa itu dianggap satu prestasi dan pantas mendapatkan piala kemenangan hingga divideo dan disiarkan kepada rekan-rekannya.
Apakah ada penyesalan? Tidak ada sama sekali. Lalu kenapa kita pula yang normal menyisakan ruang penyesalan saat melihat perilaku sodom di sekeliling kita?
Allah Ta'ala menghancurkan satu kota sehancur-hancurnya karena keberadaan kaum Luth. Allah Ta'ala membiarkan kehancuran penduduk kota Manchester Inggris karena keberadaan pelaku liwath single fighter. Lalu apakah kita menunggu kehancuran kota kita karena pembiaran dan ketidak-pedulian padahal jumlah penularan mereka makin banyak?
Hanya dua pilihan yang tersisa dalam pelajaran kaum Luth di dalam Al-Qur'an .
1. Ubah dengan Kekuatan
Seperti perkataan Nabiyullah Luth Alaihissalam: "Sekiranya aku punya kekuatan menolak kalian atau minta perlindungan pada keluargaku."
Kekuatan dan perlindungan keluarga adalah sepaket. Jangan pernah sungkan membela keluarga kita bila didekati oleh pelaku liwath. Tolak kehadiran mereka. Bila tidak mampu sendirian, bentuklah komunitas anti kaum sodom. petakan keberadaan mereka di kota kita. bila mampu usir, usir sejauh mungkin.
Jelas sekali, hanya dengan kekuatan fisik saja, birahi kaum Luth bisa dilawan. Tak usah buka pintu dialog dan berkasih-kasihan. Berapa lama Nabi Luth mendakwahi kaumnya? Begitu lama namun tidak ada satu pun yang mendengarnya hingga satu kota dihancur leburkan.
Rasulullah juga tidak mengenal belas kasih kepada pelaku Liwath. padahal beliaulah yang paling besar belas kasihnya.
Dalam satu hadist, beliau masih memberi waktu kepada pelaku zina untuk melahirkan anaknya, menyapih hingga umurnya 2 tahun. Masih begitu besar kasih sayang Rasulullah kepada pezina, dan semoga Allah Ta'ala mengampuni mereka yang bertaubat.
Namun dalam persoalan pelaku liwath tidak ada toleransi. Tidak ada kasih-sayang yang disisakan oleh Rasulullah untuk mereka. Sebagaimana hadist shahih dari Ibnu Abbas Radhi Allahu 'Anhu:
"Barangsiapa yang mengetahui ada yang melakukan perbuatan liwath (sodomi) sebagaimana yang dilakukan oleh Kaum Luth, maka bunuhlah kedua pasangan liwath tersebut.”
Lalu kita merasa lebih pantas berkasih-sayang kepada mereka dibandingkan kasih-sayang Rasulullah? Untuk pelaku Liwath, benci dan lawanlah sebagaimana tuntunan Rasulullah karena itulah cara kita menyayangi seluruh negeri ini.
Bagaimana untuk korbannya? Perbaiki dan tutup aibnya. Ingat! Korban tidak sama dengan pelaku. Korban mengalami trauma dan akan merasa takut serta terancam dengan keberadaan kaum sodom. Bukan malah berubah orientasi seks serta menjadi bagian dari mereka. Adakalanya pelaku berpura-pura menjadi korban demi memperoleh perlindungan dan kasih sayang. Kenali mereka dan berlaku keraslah!
2. Hijrahlah seperti Hijrah Nabi Luth Alaihissalam
Jauhi kelompok mereka. Bencilah kumpulan mereka. Bukan malah berkasih-kasihan dan bersimpati. Dari pintu kasihan dan simpati inilah pintu-pintu kehancuran terbuka untuk kita.
Ingatlah, istri Nabi Luth terkena azab bukan karena memiliki perilaku yang sama seperti kaum Luth. Tidak! Istri Nabi Luth adalah perempuan normal.
Namun karena dia bersimpati dengan kondisi kaum Sodom bahkan menganggap itu fitrah, maka Allah melepaskan pertolongan kepadanya seperti dia meninggalkan kebenaran Risalah Allah Ta'ala.
Wallahu a'lam...
#8Jan2020
Advertisement
EmoticonEmoticon