tarbawia.net - Perusakan mushalla di Kompleks Agape, Tumaluntung, Minahasa Utara diawali dengan protes sekelompok orang yang merasa terganggu.
Alasan protes ditulis dalam selembar spanduk yang ditempel di pagar sebelah mushalla.
"Kami tidak mau terganggu kenyamanan hidup akibat kebisingan toa." bunyi spanduk poin kedua materi protes.
Selain itu, pemprotes juga menyatakan bahwa di lokasi tersebut, 95% warga adalah non muslim.
Pemrotes juga mengaku enggan hidupnya terancam dengan pasal penistaan agama saat memprotes toa mushalla.
"Kami tidak mau hidup kami terancam pidana penistaan agama karena protes terhadap suara kebisingan toa." tulis para pemprotes. []
Advertisement
EmoticonEmoticon