JAKARTA, 14/01/2020. Ke Belgia tak lengkap jika belum merasakan coklat Rudolf Braun. Coklat handmade yang sudah melegenda ini sudah ada sejak tahun 1899. Coklat ini bisa didapatkan dengan mudah saat kita mengunjungi patung Manneken Pis di Jalan Rue Du Cene. Coklat ini dijual persis samping lokasi patung.
Patung kecil Manneken Pis, yang berada di jalan simpang empat ini tak pernah sepi. Si kecil antik itu merupakan landmark yang menjadi tempat wisata terkenal di Brussel, Belgia. Manneken Pis dirancang oleh Hieronymus Duquesnoy Elder antara 1618 hingga 1619.
Banyak wisatawan asing yang berkunjung ke tempat ini. Salah satunya rombongan Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF), yang selalu mengagendakan ke toko coklat Rudolf Braun setiap mengadakan Educational Trip ke Eropa Barat.
Menurut Chairman IITCF H. Priyadi Abadi, MPar, keistimewaan dari coklat Rudolf Braun ini sudah memiliki sertifikasi halal.
"Tidak banyak coklat di Belgia yang memiliki sertifikat halal, coklat Rudolf Braun menjadi salah satu alternatif pilihan wisatawan muslim,” ungkapnya.
Priyadi sudah lama menjalin hubungan baik dengan pihak Rudolf Braun. Kedekatan ini ia gunakan untuk berkampanye ke pengelola agar memproses sertifikat halal.
“IITCF telah melakukan kampanye wisata halal di setiap destinasi yang menjadi tujuan wisatanya, terutama di Eropa. Alhamdulillah IITCF berhasil meyakinkan beberapa partner untuk menyajikan makanan halal, salah satunya coklat Rudolf Braun,” jelasnya.
Tepatnya pada Juni 2019 lalu, coklat Rudolf Braun telah mendapat sertifikat halal.
“Mr. Pavel, CEO pabrik coklat tersebut akhirnya memenuhi permintaan lama kami untuk memproduksi coklat yang halal dan memproses sertifikatnya, alhamdulillah,” tuturnya.
Mr. Pavel tak hanya berhenti mengurus sertifikat halal coklatnya, ia pun juga menyosialisasikan ke beberapa negara berpenduduk muslim yang banyak berkunjung ke Belgia, di antaranya Indonesia, Malaysia dan Brunai Darussalam.
Tepat pada 14 Januari 2020, Mr. Pavel akan bersilaturahim dengan para sahabat IITCF untuk mengenalkan produk coklatnya yang sudah bersertifikat halal kepada para owner travel muslim, agar coklat Rudolf Braun bisa menjadi solusi coklat halal dari Belgia.
“Mereka concern terhadap sertifikat halal yang sudah diperoleh di Eropa. Mereka akan sosialisasikan untuk market di Indonesia dengan menggandeng IITCF, karena Indonesia mayoritas muslim,” ungkapnya.
IITCF terus mensupport kepada vendor-vendor lain di luar negeri, terutama Eropa yang memiliki sertifikat halal. Sehingga travel muslim dari Indonesia mendapatkan kemudahan untuk mengakses sajian halal di Eropa.
“Travel muslim mencari vendor yang mempunyai sertiifkat halal dan kehalalan ini menjadi prioritas utama di banding lainnya,. Karena coklat halal tak mudah di Eropa,” jelasnya.
Dalam Presentasi Belgium Halal Chocolates & Silaturahmi IITCF pada 14 Januari 2020 di Ballroom JS Luwansa Hotel, Mr Pavel hadir dan mempresentasikan serta mengajak semua peserta yg hadir utk mencoba keistimewaan dari coklat Rudolf Braun di hadapan para pengelola travel muslim di Jakarta.
Selain presentasi coklat halal, IITCF juga menggelar tasyakuran hari ulang tahun IITCF. Untuk itu, Priyadi juga mengundang beberapa komunitas travel muslim untuk bisa saling bersinergi dalam mengembangkan produk halal dan wisata halal.
IITCF dalam aktivitasnya tak pernah berhenti menggaungkan kehalalan produk, terutama produk makanan yang ada di Eropa. Berkat kerja keras IITCF, selain coklat Rudolf Braun di Belgia, juga ada restoran di puncak Titlis yang menyajikan masakan halal dan menyediakan ruang untuk shalat.
“Alhamdulillah sudah ada coklat, sebelumnya juga ada restoran di Titlis. Jadi benar-benar kita halalkan perjalanan kita,” tutur Direktur Utama Adinda Az-Zahra Tour & Travel ini. [Media Relation-FATHURROJI- 0817195001]
Advertisement
EmoticonEmoticon