Banten – Desa Banjarsari di Kecamatan Lebak Gedong merupakan salah satu wilayah yang hingga kini masih terisolasi karena ambrolnya jembatan dan terputusnya jalan akibat banjir dan longsor yang menerjang Lebak.
Musibah ini menggugah rasa kemanusiaan banyak pihak.
Salah satunya adalah relawan LAZNAS Wahdah yang mengirimkan relawan dan logistik untuk membantu warga di sana. Butuh perjuangan berat bagi para relawan untuk bisa menembus lokasi yang terisolir.
"Bukan persoalan alat berat, karena wilayah itu tidak bisa dilalui orang dan kendaraan, dengan dibuka dengan alat berat pun sulit lokasinya," kata Yusuf, salah seorang relawan.
Mobil bergerak menyusuri jalan berlumpur. Kiri kanan jurang menganga, dengan tanah yang bergerak aktif membawa air bah. Nyawa bahkan bisa saja menjadi taruhan. Memasuki gerbang masuk ke Kampung Cokobang, Desa Banjar Sari, Kec. Lebak Gedong, Kab.Lebak Banten, relawan langsung memasuki kawasan hutan yang memperlihatkan pohon-pohon yang tumbang.
Tali tambang dieratkan oleh seorang relawan yang bergerak menuju puncak tebing. Tali kemudian dibentangkan dan diikat di salah satu pohon besar. Ada balita, hingga dewasa yang di evakuasi turun gunung. Logistik diserahkan kepada warga setempat.
“Lelah selama 4 jam berjalan masuk hutan, tapi lega juga karena bisa membantu masyarakat,” kata Yusuf.
Akibat bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, sejumlah jalan dan jembatan terputus sehingga banyak daerah terisolir. Bantuan untuk daerah terisolir terpaksa disalurkan lewat jalur udara. Sementara itu, warga-warga di desa mulai mengeluhkan kurangnya pasokan logistik, anak-anak kedinginan, bahkan beberapa rumah tempat bernaung habis tanpa sisa.
Banjir bandang yang menerjang enam kecamatan di Kabupaten Lebak, telah meluluh-lantakkan ribuan rumah di bantaran sungai Ciberang. Sembilan orang dilaporkan meninggal, sementara satu orang hilang. []
Advertisement
EmoticonEmoticon