Jakarta —Senin (25/11/2019) malam, jamaah shalat Magrib Masjd Al Abrar Pejompongan, Jakarta Pusat baru saja bubar. Beberapa meter dari masjid itu, tampak warung makan tenda dipenuhi pengunjung, diantaranya jamaah yang baru saja menunaikan shalat magrib.
Di warung makan itu, ayam kampung goreng merupakan menu yang banyak dipesan pengunjung. Ya, warung makan dengan nama “Kasual” itu memang menjadikan ayam kampung goreng sebagai menu andalan.
Sepintas, saat disajikan tampilan ayam kampung goreng warung makan Kasual tidak berbeda dengan yang dijual di warung-warung makan lainnya. Namun ketika dicicipi, akan ditemukan perbedaan rasa.
Ahmad (32), salah seorang pengunjung menungkapkan citra rasa ayam goreng racikan warung makan Kasual. “Ini beda banget rasanya dari ayam goreng lainnya. Gurih, renyah, ditambah sambal goreng merah makin mantap,” ujar Ahmad yang rela datang jauh-jauh dari Tanjung Priok, Jakarta Utara untuk mencicipi menu ayam kampung goreng tersebut.
Tak hanya Ahmad, pengunjung lainnya Satria (43) juga rela datang jauh-jauh dari Depok, Jawa Barat demi mencicipi ayam kampung goreng warung makan Kasual yang terletak di Jalan Danau Tondano, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat.
“Leker pokoknya,” kata Satria singkat.
Yang menarik, di balik citra rasa maknyus ayam kampung goreng Kasual ternyata hasil racikan resep sang owner Wiyanto, yang sehari-hari berprofesi wartawan. Wiyanto mengatakan, bisnis kuliner dengan menu utama ayam kampung goreng ini baru saja dirintis.
“Ya usaha sampingan. Soal resep ini racikan saya sendiri. Ayam diungkep terlebih dahulu dengan bumbu-bumbu pilihan. Sambalnya pun demikian,” jelas Wiyanto yang sehari-hari bertugas di media online Industry.co.id.
Diungkapkan Wiyanto, ayam goreng merupakan menu favorit yang banyak disukai masyarakat Indonesia. Itu sebabnya ia memilih ayam goreng ini sebagai menu utama pada warung yang dikelolanya.
Untuk soal harga, harga seporsi ayam kampung goreng plus nasi Rp22.000. Selain itu, warung ini juga menyediakan menu lele goreng. Untuk jam buka, setiap hari dimulai pukul 17.00 WIB hingga malam.
Wiyanto berharap usaha kuliner yang dirintisnya ini maju dan disukai masyarakat. Ia mengaku hasil keuntungan warungnya ia sebagian disisihkan untuk kegiatan sosial, anak yatim dhuafa.
“Ya biar berkah, saya sisihkan hasil keuntungan untuk yatim dhuafa,” kata wartawan yang juga pernah bertugas di portal Pelita Online dan Inilah.com.*
Advertisement
EmoticonEmoticon