Satu juta halaman untuk menulis Pak Habibie tidaklah cukup, kata Dahlan Iskan. Maka, pagi ini pun saya ingin kembali merangkai A sampai Z untuk Pak Habibie. Entah seberapa banyak yang bisa saya susun dari 26 huruf tersebut.
Betul, tak sanggup kita mengumpulkan banyak halaman untuk bercerita tentang Habibie. Menyatu pada diri Habibie: Kecerdasan, kesalihan dan kesantunan (العلم و التقوى و الأدب).
Pak Habibie adalah orang kaya yang tidak pelit. Gajinya selama jadi menteri hingga jadi presiden tidak ada yang diambilnya. Semuanya disalurkan, disumbangkan untuk kecerdasan anak Bangsa melalui The Habibie Center.
Pandai dan kaya, tapi tidak sombong. Habibie terima semua orang yang meminta bertemu dengannya. Apa pun latar belakang serta kelompok agama dan organisasinya.
Ada banyak orang cerdas, tapi tidak rajin beribadah. Ada banyak orang rajin beribadah, tapi tidak pandai menghargai orang lain. Ada yang seakan baik di hadapan, tapi menikam dari belakang. Ada yang baiknya kebangeten, tapi bodoh.
Ada banyak orang kaya, tapi pelitnya melampaui qorun. Ada banyak orang pandai dan kaya, tapi sombongnya mengalahkan Fir'aun.
Maka, mencari sosok seperti Habibie bak mencari jarum yang tenggelam di tumpukan jerami.
Habibie adalah orang Indonesia yang mengejawantah pada dirinya sosok pribadi muslim yang ideal. Ia pahami agamanya tidak sebatas masjid dan lembaran-lembaran petuah suci.
Habibie pun terbang ke angkasa, tapi tidak lupa rukuk dan sujud. Habibie juga tetap lantang bertakbir. Sebagaimana lisannya pun selalu basah dengan tasbih dan tahmid. Beliau juga begitu rajin berpuasa Senin Kamis.
Habibie pagi ini akan dikebumikan. Doa anak Negeri terus melangit untuk Eyang Habibie. Kita berharap kepergiannya menjadi pelecut Indonesia untuk terus berkarya, menjadi pencipta teknologi, bukan terus puas menjadi pengguna. [Ustadz Abrar Rifai]
Advertisement
EmoticonEmoticon