Sandiaga Salahuddin Uno tampil sebagai pembuka pada Mengungkap Fakta-Fakta Kecurangan Pilpres 2019 di Hotel Syahid, Jakarta, Selasa (14/5/19). Tak biasanya, Sandi berpidato dengan nada tinggi.
Ia memekikkan takbir dan merdeka yang dinilai membuat kubu 01 panik.
Kita perjuangkan banyak orang, kepentingan rakyat, kepentingan umat untuk memberikan yang terbaik bukan hanya untuk negara tetapi untuk keadilan masyarakat.
Hari ini paparan para ahli yang peduli terhadap bangsa ini, semakin nyata pilpres 2019 kali ini memperihatinkan.
Pertama adalah lebih dari 600 petugas pemilu wafat, dan 3000 yang masih terbaring sakit. Di sini hadir salah satu korban ibu Eti yang ayahnya (Umar Hadi) wafat.
Kita mencium politik uang yang tajam, salah seorang tim kampanye 01 yang tertangkap dengan barang bukti ribuan amplop yang dipersiapkan untuk serangan fajar.
Gelombang tsunami money politic yang bukan hanya oleh tim pemenangan tetapi juga aparat keamanan. Kami mengakui mencari bukti, tapi ini benar terjadi.
Sepanjang kampanye dan pungut suara banyak kejanggalan dan ketidakadilan yang terjadi; DPT bermasalah, kotak suara dari kertas yang gampang sekali hancur, 6.5 juta tidak memilih dan pengusiran serta intimidasi 02.
Saat kampanye kami mengalami sulitnya perijinan, Pemda memberikan tempat kampanye yang susah dijangkau, dikumpulkannya instrumen kontrol atau media.
Ada upaya penggembosan suara 02 dengan kriminalisasi ulama, penangkapan cerdik pandai, bahkan dibentuknya Tim Asistensi yang dibentuk Menkopolhukam.
Sistem yang menyuguhkan kesalahan kesalahan itung KPU masih tetap dilakukan.
Legitimasi pemerintah yang diperoleh melalui kecurangan pasti akan menyisakan masalah, makanya kita harus jaga kedaulatan rakyat, lawan kecurangan sampai titik darah penghabisan. []
Advertisement
EmoticonEmoticon