Ini baru hebat. Kemarin pagi saya langsung menanyakan kenapa Suku Baduy melalui Pengurus Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak memilih menolak dana desa yang tahun ini dianggarkan 2,5 Milyar.
Saya kaget dan takjub dengan alasan Jaro Saija selaku Kepala Desa Kanekes. Jawabannya runut dan sederhana namun penuh makna.
Pertama beliau mangatakan bahwa 2.5 Milyar adalah dana yg tidak kecil, oleh karena itu dibutuhkan tanggung jawab yang tidak main-main.
Kedua beliau mengatakan bahwa alokasi dana desa untuk infrastruktur masih tidak bisa diterima di Baduy. Mereka tidak butuh jalan yang di cor atau di paving block apalagi di aspal.
Ketiga menurut beliau, dana desa bisa menghancurkan sendi gotong royong dalam adat Baduy. Karena setiap kegiatan yang didanai oleh dana desa harus dipertanggung jawabkan melalui kwitansi pembayaran warga yg ikut dalam pekerjaan di desanya.
Keempat menurutnya, kebersamaan dalam jiwa suku Baduy masih bisa membiayai semua kegiatan dalam keseharian di Baduy.
Saya salut dengan keteguhan Suku Baduy yang menolak dana desa, disaat desa lainnya berlomba meminta dana desa sebesar-besarnya.
Saya jadi ingat, saat 2015 KPK mengundang saya dari Relawan Kampung terkait akan dicairkannya dana desa saat itu secara nasional. Saya hanya mengatakan bahwa dana desa kelak hanya menjadi ajang bancakan antara oknum kepala desa dan oknum nakal di instansi terkait.... dan itu terjadi saat ini hampir di seluruh nusantara. #Baduy #KearifanLokal [M Arif Kirdiat-Relawan Kampung]
Advertisement
EmoticonEmoticon