Sandi Kumandang Kalimat Suci, Genderuwo Lari Sambil Kentut
Awal pekan ini, Senin (4/3/19), Sandi mudik. Ke Pekanbaru, Riau. Masyarakat menyambut Sandi bak Wakil Presiden. Tulis mereka dalam spanduk besar, "Selamat Datang di Tanah Tumpah Darah."
Kalimat singkat tapi membangkitkan semangat juang. Tanah tumpah darah setidaknya memiliki dua makna.
Pertama, darah tumpah saat kita lahir (darah ibu saat persalinan). Kedua, perjuangan gigih melawan semua jenis penjajahan hingga seseorang, masyarakat, bangsa mendapatkan kemerdekaan sejati. Bukan bonus dari kontrak politik.
Di Tanah Tumpah Darah itu, Sandi disambut ribuan warga. Mulai dari Bandara, rumah makan, kunjungan motivasi ke umkm, ziarah sultan pendahulu perjuangan, sampai agenda puncak di malam hari, ketika gemerlap cahaya akal sehat menggelapkan mereka yang otaknya tak kelihatan.
Sandi dielu-elukan. FPI mengawal, mencegah jika ada Banteng yang unjuk tanduk. Zaman now mah harusnya unjuk pemikiran, mereka mah masih sibuk show off dengan kekuatan fisik.
Sandi benar-benar tak terbendung. Pecah. Masyarakat tumpah. Emak-emak sampai anak remaja kompak, mendukung pemimpin yang cirinya disebutkan dalam Al-Quran dan hadits Nabi.
Sandi memiliki gaya khas. Dia berdiri diari samping mobil, sebelah kiri. Badannya keluar, dua tangan dibentangkan ke atas, lalu masing-masing mengacungkan dua jari.
Menyaksikan selebrasi membahagiakan akal sehat itu, masyarakat menyambutnya. Meriah. Semarak. Dua jari mengacung menjadi viral. Berulang-ulang.
Tak hanya acungan dua jari, tetapi juga gempita teriakan nama Sandi, shalawat, takbir, dan penyemangat lainnya.
Tahu gak? Saat seperti ini, Genderuwo mendadak sontoloyo, apalagi harga tiket pesawat sampai sekarang masih tinggi. Kemarin saja, kawan saya mudik dari Aceh ke Pekalongan lewatnya Malysia. Transit di negeri tetangga, baru ke kampung halaman di Sragi.
Puncak dari acara Sandi, tadi malam. Di Dumai, puluhan ribu masyarakat berkumpul. Malam hari. Coba kalau kubu sebelah adakan acara malam hari, siang aja sepi apalagi malam.
Sandi naik ke atas panggung. Gagah. Trengginas. Cekatan. Senyumnya lebar. Bukti bahagia.
Dengan cekatan, Sandi membelakangi hadirin. Ia meminta puluhan ribu pendukungnya menyalakan handphone. Agar bercahaya.
Sebelum itu, Sandi membangkitkan semangat masyarakat dengan pembacaan shalawat Badar. Merinding. Allahu Akbar.
"Kita tunjukkan, Dumai tak kalah dengan Dubai." kata Sandi, puluhan ribu masyakat kompak mengaminkan.
Sandi berkeliling, memperlihatkan gemerlap cahaya di berbagai sisi. Benar-benar penuh.
"Hasbunallahu wa ni'mal wakiil, ni'mal maulaa wa ni'man nashiir, laa haula wa laa quwwata illa billahil 'aliyyil 'azhiim." Sandi mengajak puluhan ribu masyarakat berdzikir, lalu semuanya kompak mengikuti ajakan sang Wakil Presiden 2019-2024.
Lantunan kalimat suci yang disampaikan Sandi dalam acara di Dumai tadi malam adalah sikap tegas sang mantan Wagub DKI Jakarta ini. Ia menandaskan, "Jegal aku sebisamu. Tapi aku tak takut, karena aku meminta perlindungan kepada Tuhan Yang Mahakuasa."
Di seberang sana, ada yang gemetar ketakutan. Sebab saat nama Allah dikumandangkan, semua jenis gendruwo berlarian sambil kentut. Sebab saat cahaya suci menyeruak, gelap otak kosong kian tak tenggelam.
Insya Allah, Indonesia menang.
Pecinta Keluarga Sejati
Pirman
Tarbawia
Bijak Bermedia, Hati Bahagia
Bergabung Untuk Dapatkan Berita/Artikel Terbaru:
Info Donasi/Iklan:
081391871737 (Telegram)
Advertisement
EmoticonEmoticon