Helikopter Prabowo Subianto dilarang mendarat di Alun-alun. Bupati melarangnya. Akhirnya, Prabowo mendarat di lapangan sepak bola milik rakyat.
Entah alasannya apa. Pelarangan dilakukan oleh otoritas. Padahal, Prabowo berniat silaturahim ke pesantren. Agenda Prabowo sah. Diizinkan oleh KPU.
Prabowo juga dikawal polisi. Diatur dan difasilitasi oleh mabes polri. Diberi hak sebagaimana capres atau cawapres lain.
Apalagi, Prabowo hadir untuk menemui masyarakat sebagaimana layaknya seorang pemimpin. Aneh memang, tetapi pelarangan dan penjegalan selalu dilakukan. Panik kali ya?
Prabowo juga nekat. Selain mengalami pelarangan mendarat, Prabowo juga bertandang ke kandang lawan.
Banten. Diklaim sebagai lumbung suara 01 karena sang calon wakil Presiden berasal dari Banten.
Sudah dilarang, mendatangi tanah kelahiran lawan politik, akankah Prabowo di-php dengan tidak adanya massa yang hadir?
Bukankah di sepanjang Banten juga marak spanduk-spanduk besar dari sang lawan yang mengaku menang di survei dan mutlak di Banten?
Dasar rakyat Banten berdarah pejuang. Mereka tak biasa tunduk di ketiak kepentingan. Mereka berhamburan membanjiri lokasi dimana sang capres akan menyampaikan motivasi kebangsaan.
Lihatlah. Saksikanlah. Inilah rakyat Indonesia. Inilah masyarakat Banten yang pemberani.
Jika ada foto serupa ini untuk calon yang katanya menang mutlak dan berasal dari Banten, kirim ke saya ya.
Kalau gak ada, gak usah ngaku-ngaku menang.
Pirman
Pecinta Keluarga Sejati
Tarbawia
Bijak Bermedia, Hati Bahagia
Bergabung Untuk Dapatkan Berita/Artikel Terbaru:
Info Donasi/Iklan:
081391871737 (Telegram)
Advertisement
EmoticonEmoticon