Saya sudah bilang, bahwa Madura tetap milik Prabowo. Penggratisan Jembatan Suramadu oleh Joko Widodo sama sekali gak ngefek bagi orang Madura.
Madura dengan segenap keluguannya, sejatinya mereka tidak lugu. Dengan digratiskannya Suramadu menjelang Pilpres, mungkin Pak Joko mengira Madura akan mudah digenggamnya.
Tapi orang Madura merespon, bahwa Pak Joko menggratiskan Suramadu, justru karena Pilpres 2014 Prabowo menang telak di Madura. Jadi penggratisan tersebut sebatas politis saja. Pak Joko ingin menang di Madura.
Perbuatan politis hanya akan menyentuh zhahir saja, kami bisa melintas dengan gratis. Sedang hati kami tidak akan pernah bisa direbut, oleh mereka yang selama memimpin selalu bikin ribut!
Maka, saksikanlah! Ketika Prabowo ke Madura, oreng Madureh berduyun, tumpah ruah memenuhi seluruh ruang, menunjukkan sokongannya kepada Capres jenderal gagah nan lantang ini.
Bandingkan saat Pak Joko bertandang ke Madura, walau sudah dilakukan mobilisasi, namun reng Madureh tetap enggan terang. Kecuali sekedar sambutan layaknya tuan rumah yang menghormati setiap tamu yang datang.
La Nyala telah berbuat lanyala ongguh. Sesumbar menguasai Madura untuk Pak Joko. Tapi, semakin ke sini, mendekati 17 April yang dinanti, kepongahan La Nyala makin tak berarti. Sekedar gertak herder pada kawanan singa. [Abrar Rifai]
Tarbawia
Bijak Bermedia, Hati Bahagia
Bergabung Untuk Dapatkan Berita/Artikel Terbaru:
Info Donasi/Iklan:
081391871737 (Telegram)
Advertisement
EmoticonEmoticon