Dalam diskusi pekanan ILC bertema Kotak Suara Kardus, Ali Mochtar Ngabalin berulang kali mempertanyakan survei dan penelitian apa yang digunakan oleh Rocky Gerung.
Rocky dengan gaya khasnya menyatakan tidak menggunakan survei atau penelitian. Jawaban Rocky terdengar santai, namun menohok.
"Anda ingin tagih lewat survei?
Begitu banyak pikiran yang tidak bisa disurvei, yang tak bisa diucapkan.
Tapi kemampuan intelektual kita membaca asumsi itu. Itu pelajaran metodologi pertama, Doktor Ngabalin." kata Rocky dalam #ILCKotakSuaraKardus, Selasa (18/12/18) malam.
Hilangnya Kepercayaan Publik
Rocky Gerung menjelaskan awal mula gaduhnya kotak suara yang terbuat dari kardus. Menurutnya, kegaduhan terjadi karena hilangnya kepercayaan publik kepada penyelenggara pemilu.
"Bahkan
kalau suarat suara dikumpulkan di kantong plastik, kalau ada trust pada
masyarakat, dia gak akan protes karena dia tahu bahwa suara itu akan
tiba pada tempat yang benar." terang Rocky, santai.
Akan tetapi, kotak suara dari kardus menjadi polemik karena masyarakat hilang kepercayaan sehingga melontarkan banyak dugaan.
"Tapi justru karena
kepercayaan itu hilang, soal kardus ini dibicarakan." tegasnya.
Rocky menambahkan, fenomena hilangnya kepercayaan publik inilah yang ditangkap oleh Rocky dan menyebutnya dengan cara mengamati semiotik.
"Begitu cara melihat
semiotik, saudara Doktor Ngabalin. Anda gak pernah belajar itu. Anda
gak bisa mengabstraksikan pikiran publik." pungkas Rocky. [Tarbawia]
Tarbawia
Bijak Bermedia, Hati Bahagia
Bergabung Untuk Dapatkan Berita/Artikel Terbaru:
Info Donasi/Iklan:
085691479667 (WA)
081391871737 (Telegram)
Advertisement
EmoticonEmoticon