Ketua Dewan Pusat Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M), Agus Muhammad menyampaikan alasan yang terkesan membingungkan ketika menyebut Wasekjen MUI, KH Tengku Zulkarnain sebagai dai radikal menengah.
"Terutama tadi yang menyebut jenggot itu sunnah yang kemudian berakhir murtad. Saya menganggap di sana ada stigma, di sana ada apa namanya." kata Agus dalam #ILCMasjidTerpaparRadikal, Selasa (27/11/18) malam.
Agus menjelaskan, radikal dalam beragama dibolehkan dalam tiga wilayah. Yaitu wilayah pribadi, keluarga, dan komunitas. Radikal, menurut Agus akan menjadi masalah ketika disampaikan di tempat umum.
"Tapi kalau menyampaikan sesuatu tentang orang lain, kemudian itu di ruang publik, itu menurut saya agak berat karena akan berhadapan dengan kelompok lain yang berbeda." terangnya.
Agus kemudian terbata-bata mengutip pendapat Imam Syafi'i yang menyebutkan bahwa pendapatku (Imam Syafi'i) bisa jadi benar, tetapi boleh jadi ada pendapat orang lain yang lebih benar.
"Karena pandangan saya terutama, apa namanya, bagaimana berpandangan terhadap kelompok lain yang berbeda. Kalau terhadap kelompok lain yang berbeda, kira-kira pandangannya seperti apa." ungkapnya.
Di akhir pemaparan, Karni Ilyas kembali bertanya terkait status KH Tengku Zulkarnain.
"Radikal tengah." jawab Agus. [Tarbawia]
Tarbawia
Bijak Bermedia, Hati Bahagia
Bergabung Untuk Dapatkan Berita/Artikel Terbaru:
Info Donasi/Iklan:
085691479667 (WA)
081391871737 (Telegram)
Advertisement
EmoticonEmoticon