Ust Bachtiar Nasir jenguk KH Ma'shum, Selasa (11/9/18) *Foto diedit, tidak menampakkan wajah KH Ma'shum |
Pendiri dan Pemimpin AQL Islamic Center, Ustadz Bachtiar Nasir menyampaikan kesaksian terkait KH Muhammad Ma'shum Bondowoso semasa hidupnya. Menurut alumni Pondok Pesantren Gontor, Ponorogo ini, ada satu kalimat paling monumental dari sosok Kiyai Ma'shum.
"Kita sama-sama dengar tentang 'lebih baik mati di medan tempur', itu
kata-kata beliau yang sangat monumental untuk diabadikan." kata Ustadz Bachtiar kepada Tarbawia melalui pesan suara WhatsApp, Kamis (13/9/18) malam.
Kalimat yang keluar dari lisan Pendiri dan Pemimpin Pondok Pesantren Al-Ishlah Bondowoso ini, secara lengkap, merupakan sebuah puisi.
"Kereta
dinamakan sepur, di atasnya ada kondektur, daripada mati di atas kasur,
lebih baik mati di medan tempur." lanjut Ustadz Bachtir.
Kalimat inilah yang sering diulang-ulang oleh Kiyai Ma'shum dalam setiap tabligh akbar yang dihadiri. Kalimat penyemangat ini pula yang diajarkan Kiyai Ma'shum kepada peserta Aksi Bela Islam di Jakarta beberapa tahun lalu.
"Itu sering beliau sampaikan di tabligh
akbar ke mana-mana." tutup Ustadz Bachtiar.
Kiyai Ma'shum Wafat
KH Muhammad Ma'shum Bondowoso wafat di Rumah Sakit Siloam, Surabaya pada Kamis (13/9/18) bertepatan dengan 3 Muharram 1440 Hijriyah sekitar pukul 14.30 WIB.
Selain sebagai ulama, Kiyai Ma'shum juga dikenal sebagai ayah yang mengesankan dan guru teladan bagi para muridnya. Selain itu, Kiyai Ma'shum juga dikenal sebagai suami yang romantis. [Tarbawia]
Gabung ke Channel Telegram Tarbawia untuk dapatkan artikel/berita terbaru pilihan kami. Join ke Tarbawia
Advertisement
EmoticonEmoticon