Seorang Jurnalis yang berada di TKP, Stadion Gelora Bandung Lautan Api mengungkap fakta telak di balik beredarnya video hoax adanya teriakan kalimat Tauhid saat Haringga dikeroyo*.
"Saya di TKP. Tak ada yang teriak kalimat tauhid. Ada rekaman aslinya, sudah dishare. Yang ada kalimat tauhid, itu editan. Silakan cek sendiri." ungkap Effendi melalui akun @eae18, Selasa (25/9/18) pagi.
Saya di TKP. Tak ada yang teriak kalimat tauhid. Ada rekaman aslinya, sudah dishare. Yang ada kalimat tauhid, itu editan. Silakan cek sendiri.— Effendi (@eae18) 25 September 2018
Effendi menjawab pertanyaan banyak pihak terkait keaslian video yang beredar. Diduga adanya motif mendiskreditkan Islam dan Muslimin dalam video yang terdapat teriakkan kalimat tauhid, Laa ilaha illallah saat Haringga dikeroyo* hingga meninggal dunia.
Effendi merupakan salah satu saksi kunci. Ia berada di lokasi dan berhasil merekam semua kejadian. Karenanya, Effendi berharap tidak ada yang perkeruh suasana dan saling menyalahkan.
"Saya di tempat kejadian. Tak ada kalimat tauhid. Mohon jangan sudutkan kelompok lain dengan ujaran kebencian." lanjutnya menyarankan.
Api yang membakar tubuhmu, terasa panas. Komen soal kasus pengeroyokan dengan bumbu kebencian, itu jelas tak baik.— Effendi (@eae18) 25 September 2018
Saya di tempat kejadian. Tak ada kalimat tauhid. Mohon jangan sudutkan kelompok lain dengan uaran kebencian. pic.twitter.com/5eUwKO85j8
Sebelumnya banyak tokoh yang ikut mengutip video hoax ketika Haringga dikeroyo*. Dalam video tersebut terdengar adanya kalimat tauhid yang diucapkan oleh oknum di lokasi kejadian.
Bahkan Denny Siregar ikut menjadikan video tersebut sebagai bahan cuitan dan mengaitkannya dengan isu radikalisme.
"Para supporter itu menghabisi seseorang sambil berzikir, "Tiada Tuhan Selain Allah.." Entah apa yang ada dalam pikiran mereka semua. Apa karena keseringan lihat ISIS menggorok manusia ?" cuit Denny, Senin (24/9/18).
Para supporter itu menghabisi seseorang sambil berzikir, "Tiada Tuhan Selain Allah.."— Denny siregar (@Dennysiregar7) 23 September 2018
Entah apa yang ada dalam pikiran mereka semua. Apa karena keseringan lihat ISIS menggorok manusia ?
Tindakan tersebut, menurut Denny merupakan salah satu buntut dari radikalisme yang disusupkan dalam ajaran-ajaran agama para pelaku.
"Berdzikir sambil menyiksa orang sampai mati itu hasil pendidikan radikalisme yang dipelihara selama sekian puluh tahun. Anak-anak itu di pendidikan agamanya selalu diajarkan ayat perang, bukan ayat kasih sayang. Masih bilang radikalisme itu tidak berbahaya"? tegasnya.
Berdzikir sambil menyiksa orang sampai mati itu hasil pendidikan radikalisme yang dipelihara selama sekian puluh tahun.— Denny siregar (@Dennysiregar7) 24 September 2018
Anak-anak itu di pendidikan agamanya selalu diajarkan ayat perang, bukan ayat kasih sayang.
Masih bilang radikalisme itu tidak berbahaya ?
[Tarbawia]
Gabung ke Channel Telegram Tarbawia untuk dapatkan artikel/berita terbaru pilihan kami. Join ke Tarbawia
Advertisement
EmoticonEmoticon