Ibu Kota Jakarta menjadi pusat keramaian dan gegap gempita gelaran pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang. Dua kandidat capres dan cawapres telah mendeklarasikan diri dan siap berlomba menjadi yang terbaik dalam pesta demokrasi 2019 mendatang.
Sayangnya, banyak yang lupa. Atau, sedikit yang ingat. Ketika banyak orang ramai bahkan semua media mempublikasikan, ada fakta miris yang tengah dihadapi oleh masyarakat di Nusa Tenggara Barat (NTB) khususnya Kabupaten Lombok Utara.
"Mereka tidak mungkin kembali ke rumah." kata Gubernur NTB Zulkiflimansyah pada Jum'at (10/8/18).
Rumah mereka hancur. Di Kabupaten Lombok Utara, kerusakan mencapai angka 80%. Innalillahi wa inna ilaihi roji'in.
Bukan hanya kepanasan, masyarakat pun terancam disergap gigil kedinginan ketika hujan mengguyur. Sebab, stok terpal bukan hanya menipis, tetapi sudah habis. Tak bersisa.
"Bayangkan kalau hujan datang. Tidak ada sanitasi yang memadai. Tidak ada shelter yang memadai." lanjut politisi Partai Keadilan Sejahtera ini.
Mereka, saudara kita di Lombok Utara dan daerah lainnya itu, jumlahnya tidak sedikit. Jika 80% bangunan hancur, maka sejumlah itu pula jumlah korban yang harus menanggung.
"Ini," lanjut Zul, "menyangkut ratusan ribu manusia."
Pria yang sudah menamatkan pendidikan doktoralnya ini tak berharap lebih. Ia dan jajarannya hanya meminta pemerintah pusat untuk menaikkan status penanganan bencana menjadi skala nasional.
"Dilihat dari jumlah korban dan kerusakan fisik," katanya menjelaskan, "harusnya sudah jadi bencana Nasional."
Zul dan warga NTB tidak pernah menyerah. Zul hanya berharap agar penanganan korban bencana lebih komprehensif. Sebab, katanya, masyarakat NTB memiliki semangat juang yang tinggi.
"Gak mungkin bilang menyerah karena semangat perjuangannya." pungkas Zul. [Tarbawia]
Gabung ke Channel Telegram Tarbawia untuk dapatkan artikel/berita terbaru pilihan kami. Join ke Tarbawia
Advertisement
EmoticonEmoticon