Hingga tulisan ini dibuat, cabang olah raga Pencak Silat sudah menyumbang 10 emas dari total 26 emas untuk Indonesia dalam ajang bergengsi Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang.
Sepatutnya kita berbangga sebagai bangsa. Target yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi berupa 16 emas sudah jauh terlampaui. Namun, perdebatan di media sosial masih meruncing bahkan cenderung destruktif.
Misalnya, banyak yang bertanya, 10 emas dari cabang Pencak Silat atas jasa besar siapa? Jokowi sebagai Presiden? Menteri Pemuda dan Olah Raga? Atau Prabowo Subianto sebagai ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia?
Keributan di media sosial semakin riuh ketika sebuah akun di twitter mencuit. Katanya, Prabowo menjabat sebagai ketua IPSI sejak 2004 dan baru mendapatkan emas Asian Games pada 2018.
Akun ini seperti menyatakan, ketua IPSI tidak melakukan apa-apa, yang berjasa adalah pemimpin negara dan menterinya.
Cuitan akun ini mendapatkan perhatian khusus dari para pendukung Prabowo. Lalu dijelaskanlah bahwa cabang Pencak Silat baru dipertandingkan di Asian Games pada 2018 ini.
Bagaimana mungkin sejak 2004 bisa meraih emas jika cabangnya saja tidak dipertandingkan?
Lalu kembali dibantah, bahwa tidak dipertandingkannya cabang Pencak Silat di Asian Games sebelumnya karena lambannya pemerintah. Baru pada tahun ini, klaim mereka, pemerintah berhasil memperjuangkan hingga Pencak Silat dipertandingkan untuk pertama kalinya di Asian Games.
Jika mau jujur, perdebatan seperti ini sangatlah tidak diperlukan. Asian Games adalah even berskala global. Sudah saatnya negeri ini berbicara sebagai sebuah bangsa, bukan atas nama kubu politik mana pun.
Mari nikmati dan syukuri prestasi bangsa Indonesia di Asian Games 2018 ini. Terimakasih Pak Jokoi. Terimakasih Pak Menteri Pemuda dan Olahraga. Terimakasih Pak Anies Baswedan. Terimakasih Gubernur Sumatera Selatan. Terimakasih Pak Prabowo Subianto sebagai ketua IPSI. Dan terimakasih untuk semuanya, karena mustahil disebut satu persatu.
Jangan menjadi manusia yang pelit menyampaikan apresiasi hanya karena perbedaan kubu atau pilihan politik. Melek politik itu perlu. Tapi melek ya, bukan fanatik sempit dan buta! [Pirman Bahagia]
Gabung ke Channel Telegram Tarbawia untuk dapatkan artikel/berita terbaru pilihan kami. Join ke Tarbawia
Advertisement
EmoticonEmoticon