Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon, menyampaikan analisa yang tajam terkait maraknya opini yang menganggap umat Islam sebagai ancaman pemerintah.
Hal ini disampaikan Fadli dalam diskusi pekanan Indonesia Leaders Forum (ILF) dengan tema Sejarah Pergerakan Umat Islam Indonesia dan Masa Depan Bangsa di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan pada Kamis (26/4/18) malam.
Karena ada rezim yang tidak mengerti masa lalu. Kalau tidak mengerti masa lalu, dia tidak mengerti hari ini. Orang yang tidak mengerti hari ini, dia gak bisa merancang masa depan.Gerakan nasionalisme di Indonesia pelopornya adalah umat Islam. Diakui oleh para sejarawan barat sendiri, seperti Emerson dan sebagainya.Kebangkitan nasionalisme di Indonesia tidak bisa dipisahkan dari umat Islam. Dan itu bertahan hingga kita merebut kemerdekan hingga kini.Kalau ada yang melihat umat Islam itu dipinggirkan dan sebuah ancaman bahkan dianggap ini akan menjatuhkan NKRI, pasti dia tidak mengerti sejarah bangsa ini. Termasuk yang membuat NKRI ini dimulai dari mosi integral M. Natsir sebagai ketua fraksi Masyumi ketika itu di tahun 1950, pada 3 April.Peran tokoh tokoh Islam sangat sentral, meski kita tidak menafikan adanya tokoh-tokoh lain.
Permasalahannya, ada rezim yang tidak mengerti sejarah sehingga menempatkan umat Islam pada kriminaliasi, penistaan terhadap agama, perppu ormas, diskriminasi dalam pemberantasan hoax.Tidak mengerti bagaimana memosisikan umat Islam di Indonesia, seolah-olah menjadi ancaman. Padahal pondasi terkuat negeri ini, salah satunya adalah umat Islam. Karena bagaimanapun secara mayoritas ada di Indonesia.Umat Islam di Indonesia paling toleran. Tidak ada di negara lain yang umat Islamnya lebih toleran dari umat Islam Indonesia.Seolah-olah ancaman, dibuat tidak nyaman, dan diperlakukan tidak adil.
Indonesia Leaders Forum
ILF merupakan acara diskusi pekanan yang diinisiasi oleh Ustadz Bachtiar Nasir (UBN) dengan menghadirkan tokoh-tokoh umat calon pemimpin bangsa.
Dalam edisi perdananya, ILF menghadirkan Anis Matta, Anies Baswedan, Fadli Zon dan Muhaimin Iskandar sebagai narasumber. [Tarbawia]
Advertisement
EmoticonEmoticon