Pelakor (ilustrasi-viva) |
Maraknya fenomena yang disebut sebagai pelakor (perebut laki orang) di media sosial menjadi perhatian Ustadz Abdul Somad Lc MA. Dai sejuta followers ini dengan tegas menyatakan ketidaksetujuannya dengan fenomena ini.
Menurutnya, istilah pelakor merupakan bentuk mendiskreditkan perempuan.
"Munculnya istilah pelakor (perebut laki orang) itu mendiskreditkan perempuan." kata lulusan Universitas Al-Azhar Kairo Mesir ini saat mengisi pengajian di Masjid Al-Musyafirin Bandara Sulthan Syarif Qasim Riau pada Selasa (27/3/18) siang.
Karenanya, Ustadz Somad dengan tegas menyatakan ketidaksukaanya. "Saya tidak suka dengan istilah itu." lanjutnya menyatakan.
Istilah pelakor, menurut lulusan Darul Hadits Maroko ini, merupakan framing yang menjatuhkan wanita dan menganggap mereka sebagai satu-satunya pihak yang bersalah.
"Pelakor menjatuhkan, seolah-seolah perempuan saja yang salah." terangnya.
Padahal, jika ditelusuri lebih jauh, adanya perempuan yang dinyatakan merebut suami orang juga terjadi karena adanya lelaki yang tak bisa menjaga dirinya dalam bergaul.
"Padahal pelakor ada karena adanya senior (senang istri orang)." tandasnya.
Oleh karena fenomena merusak ini, Ustadz Somad mengingatkan umat Islam agar berhati-hati dan menjaga diri serta keluarganya dari kerusakan.
"Ini harus dijaga. Jangan sampai yang semestinya ibadah justru menjadi fitnah." pungkasnya.
Ustadz Somad menyampaikan hal ini dalam kajian 'Bekerja adalah Ibadah'. Menurutnya, seorang wanita yang memilih bekerja di luar harus menjaga diri dengan memperhatikan 5 syarat yang tidak bisa ditawar. (Baca: 5 Syarat Wanita Karir) [Tarbawia]
Advertisement
EmoticonEmoticon