Sejarah Maqam Ibrahim
Dalam rangkaian umrahnya, Ustadz Abdul Somad Lc MA mengisahkan salah satu Syeikh Al-Azhar yang bermimpi bertemu dan mendapatkan ucapan terimakasih dari Nabi Ibrahim 'Alaihis salam karena keberaniannya menyampaikan argumen di hadapan Raja Arab Saudi saat itu.
Dalam rangkaian umrahnya, Ustadz Abdul Somad Lc MA mengisahkan salah satu Syeikh Al-Azhar yang bermimpi bertemu dan mendapatkan ucapan terimakasih dari Nabi Ibrahim 'Alaihis salam karena keberaniannya menyampaikan argumen di hadapan Raja Arab Saudi saat itu.
Mulanya dibuatkan bangunan sebesar mushalla untuk melindungi maqam Ibrahim yang terletak di dekat Ka'bah. Seiring berjalannya waktu, jamaah yang melakukan thawaf kian banyak. Bangunan itu dinilai mengganggu pelaksanaan thawaf.
Raja Arab Saudi saat itu berpendapat untuk merobohkan bangunan sebesar mushalla yang melindungi maqam Ibrahim agar jamaah yang thawaf tidak terganggu. Sedangkan maqam Ibrahim akan dipindahkan di dinding Ka'bah.
"Seluruh ulama sudah setuju supaya tapak kaki Nabi Ibrahim itu ditempelkan di dinding Ka'bah." kata Ustadz Abdul Somad saat berceramah di Makkah Al-Mukarramah dalam rangkaian ibdah umrahnya.
Lalu datanglah Syaikh Muhammad Mutawaly Asy-Sya'rawi. Beliau merupakan ulama besar dari Universitas Al-Azhar Kairo Mesir. Syeikh Sya'rawi yang mengajar selama 15 tahun di Arab Saudi itu tidak sepakat terkait rencana pemindahan maqam Ibrahim ke dinding Ka'bah.
Syeikh Sya'rawi menyampaikan pendapatnya di hadapan seluruh ulama, tetapi para ulama tidak berani menyatakannya kepada Raja Arab Saudi. Para ulama pun mempersilakan kepada Syeikh Sya'rawi untuk menyampaikan pendapatnya secara langsung kepada Raja.
"Akhirnya Syeikh Sya'rawi menghadap Raja untuk menyampaikan presentasi. Dilembutkanlah hati Raja hingga menerima pendapat Syeikh Sya'rawi. Akhirnya disetujui, rumah itu diperkecil. Maqam Ibrahim tidak dipindah ke dinding Ka'bah." lanjut Ustadz Somad menjelaskan.
Malam harinya setelah menyampaikan pendapat para ulama yang tidak membolehkan pemindahan maqam Ibrahim ke dinding Ka'bah dan pendapat itu disetujui oleh Raja Arab Saudi dengan hati lapang, Syeikh Sya'rawi bermimpi bertemu Nabi Ibrahim 'Alaihis salam.
"Malam itu Syeikh Sya'rawi mimpi, datang Nabi Ibrahim mengucapkan terimakasih." pungkas Ustadz Somad menerangkan.
Pengalaman spiritual ini diabadikan oleh Syeikh Sya'rawi dalam sebuah buku berjudul Huna Ro-aitu Sayyidana Ibrohim, Di Sini Aku Melihat Sayyidina Ibrahim. [Mbah Pirman/Tarbawia]
Advertisement
EmoticonEmoticon