Pernikahan Barakah |
Wanita ini bernama Barakah. Seorang budak yang membesarkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Di hari bahagia ketika Nabi menikah dengan Ummu Khadijah binti Khuwailid, Barakah dimerdekakan.
Setelah merdeka, Barakah menikah dengan seorang laki-laki bernama Ubaidilah bin Zaid dari Bani Harits bin Khazraj. Dari pernikahan tersebut, lahirlah seorang anak bernama Ayman. Sejak saat itu, Barakah lebih masyhur dengan panggilan Ummu Ayman.
Waktu berlalu, Ubaidilah bin Zaid meninggal dunia. Ayman menjadi yatim. Ummu Ayman menjadi janda. Ibu angkat Nabi ini menjalani kesendirian dalam masa yang cukup lama.
Suatu ketika, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda dengan penuh keyakinan, “Siapa yang berkenan menikah dengan wanita penghuni surga, menikahlah dengan Ummu Ayman.”
Aduhai, siapa yang tak mau? Siapa yang menolak jika dinikahkan dengan wanita penghuni surga? Bukankah tujuan agung dan final dari pernikahan ialah masuk surga bersama pasangan dan keluarga besar?
Tapi, ada dilema. Tapi, ada sedikit masalah. Wanita yang disebut Nabi sebagai penghuni surga adalah sosok ibu angkat Nabi yang tentu sudah tak muda lagi. Bukan hanya tak muda, wanita itu sudah seusia nenek-nenek.
Tapi tak disangka, ada seorang sahabat yang gagah. Dia tak pernah berpikir soal paras. Ia tak repot dengan kecantikan. Ia juga tak peduli dengan omongan dan penilaian orang lain.
Dalam logika imannya, asal Allah ridha, asal Nabi yang menjanjikan dan memerintahkan, buat apa memilukan penilaian orang-orang yang tak punya ilmu?
Lalu laki-laki ini mendatangi Nabi. Ia hendak memastikan, benarkah janji itu disampaikan oleh manusia paling mulia di muka bumi ini.
“Ya Rasulullah,” ujar si laki-laki kecil di hadapan Nabi yang mulia, “nikahkanlah aku dengan wanita itu.”
Nabi bahagia. Khadijah istri Nabi alami hal serupa. Apalagi si wanita yang disebut penghuni surga oleh anak angkatnya ini.
Lalu, apakah si laki-laki juga berbahagia? Tentu. Ia adalah orang yang paling berbahagia.
Ia meyakini Nabi, meyakini kebenaran ajarannya, meyakini semua omongan dan janjinya.
Dan iman, akhirnya menjadi bukti bahwa cinta memang tak soal usia.
Bahagia dan berkah dalam pernikahan memang tak terkait seluruhnya dengan usia seorang laki-laki dan wanita saat menikah.
Karena laki-laki bernama Zaid bin Haritsah yang tak lain merupakan anak angkat Nabi ini telah memberikan bukti dengan menikahi Ummu Ayman yang jarak usianya bak cucu dengan neneknya.
Benar-benar barakah, seperti nama asli si wanita penghuni surga itu. [Tarbawia/Mbah Pirman]
Advertisement
EmoticonEmoticon